11 Alasan Mengapa Dataran Tinggi Dieng Layak Disebut Dataran Tinggi Terbaik Indonesia

Selalu ada hal yang membuat rindu untuk kembali ke Dieng.

SHARE :

Ditulis Oleh: Desti Artanti

Dataran Tinggi Dieng baru-baru ini masuk nominasi sebagai dataran tinggi terpopuler, bersama dengan 10 dataran tinggi lainnya di Indonesia. Dalam ajang penilaian bertajuk Anugerah Pariwisata Indonesia 2016, program Pesona Indonesia Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerjasama dengan majalah pariwisata online, menentukan penilaian tersebut. Masyarakat dapat turut serta memberikan dukungan melalui voting di situs ayojalanjalan.com.

Melalui ajang tersebut, masyarakat diminta menilai secara langsung dan memberikan suara nominasi yang tercantum. Dataran Tinggi Dieng masuk dalam kategori dataran tinggi terpopuler bersaing dengan Bromo Tengger, Jawa Timur, Bukit Penjamur Bengkayang Kalimantan Barat, Gunung Jayawijaya Papua, Gunung Kelimutu Nusa Tenggara Timur, Gunung Kerinci Jambi. Selain itu juga Gunung Matantimali Sigi Sulawesi Tengah, Gunung Rinjani Nusa Tenggara Barat, Gunung Sibayak Sumatra Utara, Ngarai Sianok Sumatra Barat, dan Patan Terong Dataran Tinggi Gayo Nanggroe Aceh Darussalam.

Jika Dataran Tinggi Dieng terpilih sebagai Most Popular Highland, maka akan memberikan dampak yang sangat positif bagi perkembangan wisata Dieng. Apalagi kini Dieng tengah mengupayaka untuk dapat ditetapkan sebagai geopark atau taman bumi nasional.

Berikut adalah 11 alasan mengapa Dataran Tinggi Dieng pantas masuk nominasi, bahkan memenangkan penghargaannya.

1. Ada titisan para dewa, si anak rambut gimbal

Foto oleh Phinemo

Negeri di atas awan ini mempunyai beragam cerita mitos yang berkembang di masyarakat dan masih dipercayai hingga kini. Salah satu yang masih turun temurun dan lekat menjadi tradisi adalah anak rambut gimbal.

Konon, mereka adalah titipan dari Kyai Kolo Dete, seorang punggawa pada masa kerajaan mataram. Bagi masyarakat Dieng, jumlah anak rambut gimbal berkaitan erat dengan kesejahteraan masyarakat Dieng. Semakin banyak, semakin sejahtera, begitulah yang mereka yakini.

2. Dari Puncak Prau, ada 5 gunung yang jadi panorama

Jika Kamu mendaki Gunung Prau di Dieng yang mempunyai ketinggian 2590 mdpl, makan Kamu akan mendapati panorama yang sangat menakjubkan dari lima gunung yang nampak berjajar. Saat cuaca cerah dan kabut perlahan menghilang, pemandangan kelima gunung ini begitu eksotis, jarang dijumpai dari gunung lain.

Lima gunung yang dapat kamu lihat sekaligus adalah Gunung Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing dan Lawu.

3. Wisata telaga yang menarik

Foto oleh Jimmy Mac lntyre

Salah satu wisata dieng yang paling terkenal adalah Telaga Warna. Sebagai salah satu Landmark dari wisata Dieng, Telaga warna memang mempnyai keunikan tersendiri yang berbeda dibandingkan wisata telaga lainnya.

Nama Telaga Warna diambil karena telaga ini memiliki warna yang berbeda-beda. Menurut legenda warga sekitar, warna yang muncul di permukaan telaga tersebut karena zaman dahulu kala ada cincin milik bangsawan yang jatuh ke dalam telaga tersebut. Secara ilmiah, warna yang berbeda dari telaga tersebut karena adanya pembiasan cahaya pada endapan belerang di dasar telaga.

4. Ada beragam situs peninggalan sejarah

Candi Arjuna dengan latar semburat matahari terbit. Foto oleh Phinemo

Tak hanya telaga, wisata sejarah pun bisa kamu dapatkan di sini. Terdapat beberapa candi hindu yang tersebar di beberapa titik di Dieng. Candi-candi tersebut antara lain Candi Bima, Arjuna, Gatot Kaca, Srikandi, dan lain-lain. Nama-nama tersebut berasal dari penokohan kisah Mahabarata.

Model bangunan candi di sini mengikuti bentuk candi di India dengan ciri khas arca dan relief yang menghiasi bangunan candi Dieng.

5. Mantapnya kombinasi mie ongklok dan sate ayam

foto diambil dari sini

Berwisata rasanya tak lengkap tanpa mencicipi kuliner khas setempat. Di Dieng, yang paling khas adalah mie ongklok dan sate ayam, yang biasanya disantap berdampingan. Kuah mie ongklok berwarna kecoklatan dengan tekstur yang sangat kental.

Mie ongklok dan sate ayam selagi masih panas, sangat cocok dinikmati di tengah cuaca Dieng yang super dingin.

6. Di sini Kamu bisa menguatkan stamina dengan purwaceng

gambar diambil dari sini

Selain mie ongklok, yang jadi khas Dieng lainnya adalah purwaceng. Purwaceng merupakan tumbuhan berkhasiat yang bentuknya mirip dengan gingseng. Purwaceng yang diolah menjadi jamu maupun minuman tradisional banyak diminati oleh wisatawan yang berkunjung ke Dieng, karena rasanya yang sedikit pedas dan hangat di tubuh.

Purwaceng identik untuk meningkatkan stamina pria. Namun, wanita pun juga sah saja meminumnya, karena purwaceng memiliki khasiat lain antara lain melancarkan peredaran darah, obat masuk angin, menghangatkan tubuh, dll.

7. Ramah bagi pendaki pemula

Sunrise Sikunir, Dieng. Foto oleh Guntur Hanafi

Gunung Prau di Dieng menjadi salah satu gunung di Indonesia yang paling diminati oleh pendaki pemula. Tinggi gunung ini pas sebagai permulaan bagi pendaki yang belum pernah melakukan pendakian. Kontur tanah dan rute pendakiannya pun cukup bersahabat dengan pendaki pemula.

Meski begitu, pemandangan yang bisa kamu nikmati dari Gunung Prau sangatlah menakjubkan. Buktikan sendiri keindahan panorama, dengan melakukan pendakian ke sana.

8. Ada kemeriahan Dieng Culture Festival tiap tahunnya

Suasana ruwatan bocah rambut gimbal di Candi Arjuna dipadat ribuan pengunjung. Foto oleh Phinemo

Salah satu daya tarik utama wisata Dieng adalah penyelenggaraan Dieng Culture Festival setiap bulan Agutus. Dari tahun ke tahun, acara ini sukses menyedot puluhan ribu wisatawan lokal maupun internasional.

Ada berbagai acara yang ada di festival ini, antara lain prosesi ruwatan anak rambut gimbal, pertunjukan seni, Jazz di Atas Awan, pelepasan ribuan lampion, dan beragam acara tradisi lainnya.

9. Suhu udara dibawah 0 derajat di negara tropis

Bun upas muncul saat musim dingin, Juli – Agustus, ia menempel di tumbuhan, kemudian mencair di siang harinya, membuat tumbuhan membusuk. Hal ini cukup merugikan para petani di Dieng. Foto oleh Phinemo

Dataran Tinggi Dieng dikelilingi oleh bukit dan gunung, yang membuat lembah dieng yang sudah berada di dataran tinggi tersebut, masih lebih rendah dibandingkan bukit dan gunung di sekelilingnya. Kontur yang berbentuk cekungan tersebut membuat suhu udara Dieng saat malam hari justru lebih rendah dibanding puncak di sekelilingnya, karena angin malam yang mengarah ke bawah.

Saat musim kemarau, suhu dieng bisa mencapai minus 0 derajat celcius. Saat puncak musim kemarau tiba, setiap pagi kamu bisa menemukan kristal es yang menempel di rumput, pohon bahkan tenda campingmu.

10. Ada carica, buah endemik yang hanya ada di Dieng

Foto diambil dari sini

Selain purwaceng, tanaman endemik lain yang hanya ada di Dieng adalah buah carica. tekstur dan bentuknya mirip dengan buah pepaya, namunh ukurannya lebih kecil. Masyarakat setempat mengolahnya menjadi manisan atau minuman kemasan agar wisatawan dapat dengan mudah menyantapnya dan membawa pulang buah manis nan lezat ini sebagai oleh-oleh.

11. Warga lokal yang begitu guyub dengan wisatawan

Masyarakat lokal dan pengunjung Dieng Culture Festival 2015 antusias mengikuti acara jalan sehat di hari ke-2 penyelenggaraan. Foto oleh Phinemo

Kawasan Dataran Tinggi Dieng masuk dalam kawasan administratif Kabupaten Wonosobo, Banjarnegara, Kendal, Batang dan juga Temanggung. Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara yang paling  banyak memiliki lokasi-lokasi wisata dari Dieng.

Kedua Kabupaten ini telah lama konsisten mengadakan event-event wisata untuk kemajuan pariwisata Dieng. Kehadiran kelompok sadar wisata (pokdarwis) Dieng, juga menambah eksitensi Dieng sebagai salah satu lokasi wisata teramai sepanjang tahun.

Baca juga:

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU