10 Tipe Teman Perjalanan Paling Menyebalkan Bagi Wanita

Bukan ingin menjudge, hanya sebagai pengingat mungkin tanpa sengaja kita telah menjadi orang yang menyebalkan bagi teman perjalanan kita.

SHARE :

Ditulis Oleh: Dea Sihotang

Foto oleh Dea Sihotang

Traveling emang seru! Apalagi pas ada info tentang tiket promo terus mulai deh mantengin layar komputer demi dapat tiket semurah-murahnya. Setelah itu mulai info ke teman-teman -mungkin ada yang ingin liburan bareng, bukannya semakin banyak orang semakin meriah?

Eits! Tunggu, apakah traveling bersama teman memang akan selalu menyenangkan? Berdasarkan pengalaman traveling-traveling sebelumnya, ada beberapa teman yang cukup “menyebalkan” dan “mengganggu” perjalanan.

1. Tipe Bau badan

Siapa sih yang suka pergi bersama teman yang bau badan? Apalagi kalau sampai harus 24 jam bersama orang tersebut yang ternyata adalah teman seperjalanan kita. Traveling dengan gaya backpacker yang berusaha hemat sehemat mungkin, bukan berarti kita jadi nggak peduli dengan kebersihan tubuh kita kan? Jangan sampai teman seperjalanan kita pingsan karena kita tidak menggosok gigi seharian. Saat naik gunung, memang ada kemungkinan tidak mandi seharian, tetapi tetap ada cara untuk mengatasi bau badan kita kok! Misal dengan menggunakan parfum atau deodoran secukupnya, tak perlu berlebihan.

Ke gunung pakai parfum, mau mendaki atau ke mal?

Pertanyaan tersebut sering muncul. Bukan untuk bergaya, lebih kepada menghargai teman seperjalanan kita, dengan tidak mengganggu kenikmatan perjalanannya karena aroma tidak sedap dari badan kita.

Jadi, sering-seringlah cek ketiak, masih baik-baik saja kah, atau sudah tidak sedap lagi baunya. Apalagi kalau sedang melakukan perjalanan bersama gebetan! Jangan sampai gebetan kamu nanti kapok buat jalan bareng kamu lagi karena kamu bau badan!

2. Tukang Ngorok

Kebiasaan satu ini memang sudah menjadi bawaan beberapa orang yang cukup susah untuk dihilangkan. Tapi, saya memang tipikal orang yang susah tidur jika bersebelahan dengan teman seperjalanan yang ngorok. Maaf.

Pernah waktu itu, saya bersama teman seperjalanan tersebut sedang road trip ke Jawa Timur, ketika ternyata teman seperjalanan saya ternyata berbunyi seperti mesin pemotong rumput saat tidur. Saya pun susah untuk tidur semalaman itu.

Kalau kamu tipe orang yang sama dengan saya, cara menyiasatinya adalah dengan mencoba tidur lebih awal daripada teman kamu itu. Biasanya kalau kamu sudah sampai ke alam mimpi lebih dulu, tak masalah dia akan mengeluarkan bebunyian apapun, kamu tetap akan terlelap.

3. Tipe yang Selalu Beda visi

Saat itu saya ingin sekali jalan kaki ke pasar malam di kota yang sedang kami kunjungi, teman saya justru mengajak belanja di mal setempat. Tak perlu heran, ada kok  pejalan yang memang niatnya hanya ingin belanja, tidak mau meng-eksplor kotanya, tidak mau berkeliling ke tempat-tempat bersejarah, yang ada cuma ingin belanja, belanja dan belanja. Belanjanya pun merk-merk yang sebetulnya juga sudah ada di Jakarta.

Kalau memang suatu saat bepergian dengan tipe seperti ini, daripada ribut atau ngomel-ngomel dalam hati, sebaiknya disepakati dari awal saja. Misalkan kamu minatnya pergi ke tempat-tempat outdoor dan dia tidak suka, sebaiknya kalian pisah arah dan nanti bertemu lagi di suatu tempat. Jadi semua pihak bahagia.

4. Tipe Egois

Dalam kehidupan sehari-hari saja kita tidak suka bertemu dengan orang yang egois, apalagi saat kita liburan!

Traveling bersama orang lain itu membutuhkan rasa toleransi yang besar karena belum tentu apa yang teman seperjalanan kita suka, sama dengan apa yang kita suka. Perbedaan ini seharusnya menjadi hal untuk saling melengkapi dengan teman perjalanan. Akan sangat seru ketika kita berjalan bersama teman, namun saling berbagi cerita berbeda tentang apa yang dialami. Jika kita egois dan maunya meminta teman seperjalanan untuk selalu mengikuti apa yang kita mau, siap-siap saja tidak ada yang akan mau berpergian bersama diri kita lagi nantinya.

5. Tipe yang sangat berpatokan pada itenerary

Membuat itinerary sebelum perjalanan memang penting. Apalagi jika kita traveling ke negara antah berantah dengan koneksi internet terbatas -percayalah dalam perjalanan kita tidak bisa selamanya mengandalkan Google dan sejenisnya, jalan satu-satunya adalah dengan membuat itinerary/jadwal perjalanan yang dibuat sebelum berangkat. Melakukan riset sebanyak-banyaknya sebelum berangkat, sehingga bisa menghindari scammer (penipuan terhadap turis) atau meminimalisir kemungkinan tersesat diperjalanan.

Namun, bukan berarti perjalanan kita harus 100% sesuai dengan itinerary yang telah kita buat. Biasanya itinerary hanya sebagai pegangan, karena tidak jarang kondisi yang ada di negara tujuan berbeda dari riset kecil-kecilan kita yang hanya bersumber dari google atau “kata orang”. Jadi, kemampuan untuk fleksibel dan kreatif adalah hal yang penting diperjalanan.

6. Tipe yang terlalu mengandalkan orang lain

Tipikal seperti ini sangat merepotkan kita saat traveling. Biasanya tipikal seperti ini maunya terima beres. Dalam arti tidak mau ikut repot memikirkan hal-hal seperti alat transportasi di tempat tujuan, penginapan yang akan di pesan atau menentukan tempat-tempat apa saja yang akan dikunjungi. Seharusnya, kalau berpergian bersama, hal-hal seperti ini akan lebih baik jika disepakati bersama supaya tidak ada yang menggerutu di kemudian hari.

Saat perjalanan ke Jogja, teman seperjalanan saya hanya mengikuti rencana yang saya buat dan hanya berpangku tangan saja, tidak mau ikut memikirkan kemana tempat yang harus dituju. Semuanya saya yang mengatur. Liburan yang harusnya dapat menyegarkan pikiran, justru menambah pusing.

Jika memang tak mau repot, akan lebih bijak jika memanfaatkan jasa travel agen, jangan justru merepotkan teman seperjalanan.

7. Tipe yang terus berkutat dengan smartphonenya

Duh, sebaiknya kalau sedang traveling, berhenti dulu deh main-main smartphonenya! Hal yang terpenting saat traveling adalah menikmati suasana dan pengalaman baru di tempat baru pula. Kalau terlalu sibuk dengan smartphone, apa bedanya dengan saat kamu bermalas-malasan di kamar?

Terkadang saya bingung dengan teman yang mengaku “traveling” namun akun sosial medianya selalu update tiap jam, bahkan mungkin per 10 menit. Do they enjoy their trip?

8. Tukang Menggerutu

Menghadapi teman perjalanan yang hobi menggerutu dan mengeluh benar-benar membutuhkan kesabaran ekstra. Mereka berpikir seolah semua perjalanan harus berjalan sempurna.

Ingat, sebanyak apapun pengalaman kita, sesempurna apapun itenerary yang dibuat, perjalanan tak akan selalu berjalan mulus. Coba tanya para pejalan berpengalaman, banyak sekali yang mengalami hal-hal tidak terduga seperti ketinggalan bus, ketinggalan kereta, ketinggalan pesawat, bagasi yang tertukar, macet berjam-jam, kehilangan uang di jalan, apapun dapat terjadi diperjalanan. Diperjalanan, bukan hanya hal-hal menyenangkan yang akan terjadi, selalu ada kemungkinan hal buruk terjadi. Paling penting adalah kita bisa mengambil pelajaran dari hal-hal tersebut. Traveling selalu mengajarkan kita untuk menghadapi hal-hal baru.

9. Tipe pelit, tidak mau sharing cost

Kalau teman seperjalanan kamu seperti ini, sebaiknya pikir dua kali sebelum mengajak dia karena pasti akan menambah beban biaya.

Makan di restoran, lalu ketika tagihan datang, teman kamu bersiul-siul santai sambil berjalan pergi dengan cuek. Sekali dua kali mungkin tak masalah, namun lama kelamaan, tipe seperti ini sebaiknya di coret saja dari daftar teman seperjalananmu.

Beda cerita misalkan dari awal sudah ada kesepakatan berapa yang akan kamu bayar dan berapa yang akan dia bayar. Itu lebih adil.

10. Tipe yang tidak komunikatif

Percayalah, ini penting. Saat sedang jalan bersama, jangan sampai saling tidak berkomunikasi, apalagi jika sampai tiba-tiba kamu atau teman seperjalanan kamu menghilang! Untuk yang suka dugem saat  traveling dan kemudian kenalan dengan orang baru yang akhirnya kamu dan teman baru kamu itu hendak pergi ke tempat lain, sebaiknya jangan lupa untuk memberitahu teman seperjalananmu. Bukannya berarti salah satu dari kalian jadi kepo, tetapi setidaknya kalau terjadi apa-apa dengan kamu atau teman seperjalanan kamu, kalian tetap saling tahu keberadaan masing-masing. Ingat kah cerita heboh tentang Natalee Holloway, yang hilang setelah dugem dengan teman-temannya di Carribean? Selain itu, bersikap komunikatif akan membuat kalian saling menjaga satu sama lainnya.

***

Terlepas dari hal-hal di atas, ingatlah bahwa tak ada orang yang sempurna. Kalau kamu menunggu sampai orang yang sempurna sebagai teman perjalanan muncul, kamu tidak akan pernah berani melangkahkan kaki keluar rumah. Yang terpenting, pilihlah teman seperjalanan yang “cocok” dengan kamu, yang bisa mengerti kamu dan bisa membuat perjalanan kamu memiliki kenangan-kenangan yang indah untuk diceritakan di kemudian hari.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU