Pulau Bidadari berada di wilayah Kepulauan Seribu. Nama Pulau Bidadari memang tidak setenar Pulau Harapan, Pulau Pramuka maupun pulau-pulau lain di komplek Kepulauan Seribu. Padahal, lokasi Pulau Bidadari justru lebih dekat dari daratan kota Jakarta.
Sekitar 20 menit perjalanan dari Marina Jaya Ancol dengan menggunakan speedboat, kaki kami sudah menginjak tanah Pulau Bidadari. Berwisata ke Pulau Bidadari tak seperti kita mengunjungi Kepulauan Seribu yang lain karena di pulau ini kita bisa berwisata sekaligus menambah pengetahuan. Nah, apa saja sih yang bisa kita lakukan dan kita dapat kalau berkunjung ke sana? Berikut ulasannya:
Bidadari Eco Resort, merupakan satu-satunya resort yang ada di Pulau Bidadari. Mencari ketenangan diantara hiruk pikuknya Jakarta? Di sinilah tempatnya. Konsep resort yang diusung adalah eco resort. Tempat ini sangat terawat, bersih dan nyaman. Kita pun bisa menikmati tidur di atas laut, dengan memilih menginap di cottage terapungnya Resort Bidadari.
Deretan meriam di dekat pintu masuk Pulau, mengisyaratkan nuansa sejarah yang begitu kental. Siapa sangka, pulau yang sekarang nampak cantik ini, dulunya tempat isolasi orang-orang berpenyakit lepra di era kolonial. Tapi kemudian, pulau ini dibersihkan, dan dikelola oleh swasta menjadi tempat yang ideal untuk dikunjungi.
Selain digunakan sebagai tempat isolasi, Pulau Bidadari dulunya juga dipakai pemerintah kolonial sebagai benteng pertahanan. Terdapat Benteng Martello yang termasuk cagar budaya yang dilindungi di Pulau ini.
Tempat ini sangat cocok bagi kalian para pecinta foto selfie. Bekas reruntuhan benteng ini akan terlihat cantik di instagrammu.
Rusa totol dan Biawak, adalah 2 penghuni asli Pulau Bidadari. Mereka sengaja dibiarkan di sana karena konsep Eco Resort yang diusung. Bahkan Elang Bondol pun masih sesekali masih nampak di sekitar pulau. Para ‘penduduk asli’ inilah yang menjadi salah satu daya tarik Pulau Bidadari.
Kawasan hutan Pulau bidadari yang menjadi rumah para biawak dibiarkan asri. Pohon-pohon mangrove pun sengaja dibudidayakan. Banyaknya pohon-pohon di sekitar pulau, yang berpadu dengan udara laut yang sejuk menjadikan kita bebas menghirup oksigen sepuasnya. Sesuatu yang tak akan kamu dapat di kawasan perkotaan bukan?
Mengitari Pulau Bidadari dengan sepeda tentu mengasyikkan. Resort Bidadari memiliki beberapa sepeda yang bisa kita pakai untuk mengelilingi pulau. Bersepeda sembari menunggu sunrise muncul di bibir pantai bisa menjadi alternatif saat berkunjung ke sini. Tentu akan menjadi suatu pengalaman berkesan.
Santai di bibir pantai maupun memancing di tepian dermaga di malam hari menjadikan pikiran lebih fresh. Di seberang sana, Jakarta tak sedikitpun terlihat riuh dan macet. Yang bisa kita lihat dari sini, hanyalah kota yang nampak menarik lantaran bangunan di kota itu menunjukkan kerlip lampu yang menyala indah
Di Pulau Bidadari kita memang tidak bisa snorkeling. Tapi tempat ini menawarkan keasyikan yang lain. Kita bisa bermain banana boat dan merasakan sensasi dilempar ke dalam air laut. Tarif banana boat di Pulau Bidadari adalah Rp. 250.000/ 5 pax selama 15 menit. Sementara kano Rp. 50.000 untuk double dan Rp. 30.000 untuk single, selama 30 menit.
Terdapat arena bermain yang cukup luas dengan beberapa jenis mainan. Seperti jungkat-jungkit, maupun ayunan. Serta terdapat kolam renang anak di dekat resort. Mengajak anak-anak liburan kemari tentu sebuah pilihan menarik, tetapi jangan khawatir, sendiripun tetap asyik. Kita bisa bersantai diantara sejuknya pepohonan sembari main ayunan.
Ada 3 pulau terdekat dengan Pulau Bidadari. Yakni Pulau Onrust-Pulau Cipir dan Pulau Kelor.
Pulau Onrust
Dulunya, pulau ini adalah tempat karantina haji. Saat era kolonial dulu, orang-orang yang baru selesai dari tanah suci, harus singgah dulu di Pulau Onrust. Karena Belanda khawatir, orang-orang tersebut membawa penyakit menular. Bangunan-bangunan bekas karantina itu tinggal puing-puing kini. Diperkirakan, bangunan itu hancur lantaran letusan gunung Krakatau.
Di Pulau Onrust, dibangun sebuah museum berisi beberapa miniature bangunan jaman dulu, serta beberapa gambar yang menceritakan sejarah di Pulau Onrust. Menariknya lagi, kita bisa mengunjungi makam Belanda di Pulau ini. Penghuni makam yang paling tua, adalah salah satu anggota VOC bernama Cornellis W. Vogel yang meninggal di usia 48 tahun. Terdapat makam orang Indonesia pula di Pulau Onrust. Bahkan diperkirakan salah satunya adalah makam Kartosuwiryo, tokoh pembentuk Daarul Islam.
Pulau Cipir
Tak jauh berbeda dengan Pulau Onrust, di Pulau ini dahulu juga digunakan sebagai tempat karantina haji. Dari pengamatan saya yang hanya melihat Pulau Cipir dari atas kapal, bangunan-bangunan di pulau ini masih lebih baik, tak sehancur yang ada di Pulau Onrus
Pulau Kelor
Pulau Kelor merupakan Pulau yang jauh lebih cantik diantara 3 Pulau ini. Penampakan benteng Martelo yang berpadu dengan ranting-ranting di dekat benteng membuat benteng nampak eksotik. Pasir di Pantai Kelor terlihat putih bersih dan membentang luas. Saking cantiknya, tempat ini pernah dijadikan tempat pernikahan Rio Dewanto . Benteng Martello di Pulau Kelor, fungsinya hampir sama dengan Benteng Martello yang ada di Pulau Bidadari yakni sebagai benteng pertahanan.